Monday, August 24, 2009

Ibunda Ketua Umum SH Terate Wafat

MADIUN - lawupos.net : Hj. Tunik, ibunda Ketua Umum SH Terate Pusat Madiun, H. Tarmadji Boedi Harsono,S.E, wafat. Almarhum menghembuskan nafas terakhir di kediaman Mas Madji, panggilan akrab H. Tarmadji, Selasa (18/8) sekitar pukul 18.15. Pihak keluarga menginformasikan, almarhum meninggal karena penyakit sepuh.

Saat berita ini diturunkan, 20.45, kediaman Mas Madji di Jl. Letjen Haryono 80 Kota Madiun, sudah dibanjiri pentakziah. Rencananya, alamarhumah akan dikebumikan di Madiun, besuk siang Rabu (19/8).

Hj Tunik wafat setelah menjalani perawatan di rumah sakit setempat beberapa hari. Sejak Minggu (17/8), dia dibawa pulang ke kediaman Mas Madji. Dua hari dirawat di kediaman Ketua Umum SH Terate yang juga menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Madiun itu, almarhumah menghembuskan nafas terakhir, ditunggui anak dan cucu tercinta. Innalilahi wainailaihi rojiun

Latihan Tingkat II Harus di Pusat

Diposting Oleh lawupos on Jumat, 17 Juli 2009 in Berita Terbaru, SH Terate2 comments

padepokanshMADIUN (l’POS) : Ketua Umum Setia Hati (SH) Terate, H. Tarmadji Boedi Harsono,SE, menegaskan, proses latihan tingkat dua di perguruannya, wajib dilaksanakan di Pusat Madiun. ‘’Lokasinya di Padepokan SH Terate Jalan Merak. Saya sendiri dan tim pelatih pusat yang akan melatih,’’ ujarnya.

Ketegasan ini disampaikan menanggapi munculnya keluhan dari siswa Tingkat II yang menginginkan proses latihan dilokasikan di cabang atau perwakilan. ‘’Tidak bias itu. Sebab, pelajaran tingkatdua lain dengan tingkat satu. Ibarat orang kuliyah, kalau ingin ambil S2 UGM ya di Jogjakarta. UI ya di Jakarta,’’ katanya.Soal bentuk dan system latihan, Ketua Umum tak mau berkomentar. Sebab ini sudah menyangkut esensi ajaran. Mas Madji, demikian tokoh persilatan ini akrab dipanggil, justru mengalihkan pembicaraan ke soal prasyarat menjadi tingkat dua. Salah satunya adalah, calon tingkat dua harus nyantrik. ‘’Kenapa harus nyantrik, sebab agar dia bias menterjemahkan setiap ajaran yang diberikan oleh pelatihnya. Dengan nyantrik, maka ada peluang pendekatan dan kedekatan antara pelatih dan siswa. Hingga, keliru penafsiran dalam mempelajari dan mengamalkan ilmu Setia Hati bias diminimalisir,’’ tegasnya

Asma Sembuh Setelah Latihan SH Terate

Diposting Oleh lawupos on Minggu, 2 Agustus 2009 in SH TerateNo comments

ngajabMADIUN (l’POS)- Cara yang ditempuh ibu bocah berusia 11 tahun Fatkhul Lukman Hakiki ini boleh dibilang nyleneh. Ya, pasalnya, demi gapai kesembuhan buah hati dari penyakit Asma yang menahun, bukannya ke Dokter, malah daftarkan pencak silat di pusat latihan PSHT ranting Kebonsari.

Binti Kholisatunnuroini (37) warga Dsn. Druju, Ds.Singgahan, Kec. Kebonsari mengaku sudah putus harapan dalam ikhtiarnya dapatkan kesembuhan anak bungsunya itu. Dari Dokter, Obat-obatan luar negeri sampai orang pinterpun sudah dilakoninya. Kendatipun, tidak ada perkembangan dan sang buah hati tetap sakit-sakitan.
Dalam 5 tahun ini dia mengaku telah keluarkan lebih dari Rp 30 Juta guna kesembuhannya.”Sementara kami berencana mengirim dia (Fatkhul Lukman Hakiki) ke Pondok Gontor tahun Depan. Dengan kondisi fisik yang sakit-sakitan itu tidak mungkin,” ujarnya kemarin Sabtu (1/8) dirumahnya.

Karenanya, dengan ikut latihan Pencak Silat Setia Hati Teratai ini Binti mengaku yakin anaknya bisa sehat. “Setidaknya lebih baik dari kondisi sekarang ini.Dan saatnya masuk Pesantren Gontor, mudah-mudahan fisiknya sudah memadai sebab digembleng pencak,” harapnya.

Terpisah, Margono (35), pelatih yang tengah gembleng murid pencak di halaman kantor Kecamatan Kebonsari, Sabtu malam (1/8), mengaku kerepotan mealatih. Sebab Fatkhul Lukman Hakiki tak punya rekan sebaya.” Masih terlalu kecil. Terpaksa saya harus bawa anak saya dan anak teman saya biar ada rekan sebayanya,” ujarnya.

Fathul Lukman Hakiki, sampai usia 3 tahun, kesehatannya baik-baik saja. Bahkan terkesah lebih lincah dan sehat dari rekan sebayanya. Masuk usia 4 tahunan, putra pasangan Jumadi dan Binti ini mulai terserang penyakit Asma. Berbagai upaya telah ditempuh. Namun, sampai kini kesembuhan tak kunjung tiba